BANDUNG –  23 APRIL – Canada-Indonesia Trade and Private Sector Assistance Project (TPSA) dan Business Export Development Organization (BEDO) menandai Hari Revolusi Fesyen (Fashion Revolution Day)  pada hari Selasa, 24 April, dengan sebuah acara sehari penuh di Bandung Creative Hub. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan diantaranya perbincangan (talk show) mengenai bagaimana Revolusi Fesyen (Fashion Revolution) berusaha untuk mengurangi dampak lingkungan dalam produksi alas kaki dan pakaian, penayangan film, lomba merancang busana, lokakarya pewarnaan alami, dan up-cycling (mendaur ulang barang yang bernilai rendah menjadi bernilai tinggi), dan pameran produk dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Hari Revolusi Fesyen dilakukan setiap tahunnya untuk memperingati rubuhnya gedung Rana Plaza di Bangladesh pada tahun 2013.

Gerakan “slow fashion” secara global telah berkembang untuk melawan model usaha “fast fashion” yang dominan pada saat ini. Fast fashion berfokus pada produksi murah dan pengiriman ke pasar dengan sangat cepat. Model ini membutuhkan banyak penggunaan sumber daya penting seperti air, katun, bahan kimia, pewarna, dan tenaga kerja yang murah. Penelitian dari World Resource Institute menyatakan bahwa 2.700 liter air dibutuhkan untuk memporduksi hanya satu kaos katun – jumlah ini setara dengan konsumsi air seseorang selama  2½ tahun.

Tujuan dari acara ini adalah:

  • Untuk mengadvoaksi dan menyebarkan informasi mengenai produksi dan pola konsumsi pakaian dan alas kaki yang lebih ramah lingkungan kepada lebih banyak UKM dan kepada masyarakat umum.
  • Untuk menyediakan forum berjejaring bagiUKM-UKM pakaian dan alas kaki yang memiliki pemikiran serupa, yang tertarik pada produksi yang lebih ramah lingkungan.

Ekonomi sirkular (Circular Economy) mendorong pola produksi dan konsumsi yang menghasilkan limbah dan emisi sekecil mungkin. Sebagai tambahan, limbah dan emisi produksi dari produk akhir kemudian didaur-ulang, digunakan kembali, atau dikumpulkan sebagai bahan baku untuk produk-produk lainnya. Up-cycling adalah proses mengubah bahan-bahan bekas atau limbah untuk menjadi produk-produk yang lebih baik. Beberapa UKM dari Bali dan Yogyakarta, yang telah memulai up-cycling, juga akan berpartisipasi di dalam pameran.

Acara ini dilakukan sejak pukul 9 pagi hingga 6 sore. Kegiatan-kegiatan utama yang dilakukan adalah:

  • Cerita-cerita keberhasilan TPSA dari SCORE-Cleaner Production Program
  • Pameran produkdari UKM-UKM mitra dan kemajuan mereka dalam melaksanakan produksi yang lebih bersih, serta pameran sirkular fesyen dari UKM-UKM Yogyakarta dan Bali
  • Perbincangan (talk show) dan penayangan film mengenai makna Revolusi Fesyen dan Fesyen Sirkular,dan bagaimana kedua hal ini berdampak pada industri pakaian dan sepatu
  • Workshop mengenai pewarnaan alami dan up-cycling
  • Peragaan fesyen dan lomba merancang busana
  • Konferensi pers

Tentang Proyek TPSA

TPSA adalah proyek yang didanai oleh Pemerinah Kanada melalui Global Affairs Canada, dan dilaksanakan oleh The Conference Board of Canada. Mitra pelaksana utamanya adalah Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN), Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. Tujuan utama TPSA adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berkelanjutan serta menanggulangi kemiskinan di Indonesia melalui intensifikasi perdagangan dan investasi yang mendorong perdagangan antara Indonesia dan Kanada. TPSA bermaksud meningkatkan peluang investasi dan perdagangan yang berkelanjutan dan responsif gender, terutama untuk UKM di Indonesia. TPSA juga bertujuan meningkatkan penggunaan analisa investasi dan perdagangan oleh pemangku kepentingan di Indonesia guna meningkatkan kemitraan investasi dan perdagangan antara Indonesia dan Kanada.