Peran penting jasa dalam kinerja perdagangan suatu negara telah sangat diabaikan, dan Indonesia belum mengikuti negara-negara sebayanya dalam memanfaatkan keuntungan dari ekspor jasa. Tiga peserta magang dari Kementerian Perdagangan Indonesia – Panji Nurindra dan Indra Prahasta dari Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional dan Bambang Sumarjono dari Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) – menghabiskan dua bulan meneliti peran penting yang dimainkan oleh jasa dan perdagangan jasa dalam perekonomian Indonesia. Mereka menemukan bahwa, dibandingkan dengan negara-negara lain, pangsa jasa dalam negeri Indonesia yang diwujudkan dalam ekspor barangnya lebih rendah dari semua negara kecuali Kamboja dan Vietnam. Selain itu, di antara negara-negara lain, Indonesia sejauh ini memiliki pangsa jasa luar negeri terkecil yang diwujudkan dalam ekspor barang. Dalam laporan akhir mereka – Pentingnya Jasa dalam Perdagangan Indonesia – peserta magang mencatat bahwa hasil tersebut bisa menjadi sebuah indikator tingkat partisipasi di bawah rata-rata dalam rantai nilai global dibandingkan dengan negara-negara sebaya. Hambatan yang tinggi terhadap penanaman modal asing langsung (FDI) dalam sektor jasa bisa menjadi salah satu alasannya. Selain hambatan penanaman modal, kinerja sektor jasa Indonesia juga dihalangi oleh hambatan perdagangan.