Loading Events

« All Events

  • This event has passed.

TPSA Mengeluarkan Laporan Penelitian Analisis Rantai Nilai Global untuk Ekspor Kopi Indonesia

January 30, 2018

Laporan ini memeriksa partisipasi Indonesia dalam Analisis Rantai Nilai Global untuk kopi dan menggarisbawahi rintangan yang harus dihadapi oleh pengusaha Indonesia dalam memperluas nilai keseluruhan yang dihasilkan dari sektor kopi. Menggabungkan informasi yang didapat dari hasil pemeriksaan yang luas atas sektor kopi di  Indonesia,(termasuk analisis mendalam atas rantai persediaan) dengan umpan balik dari beberapa peserta yang diwawancara terkait survei, laporan ini juga menyediakan rekomendasi berbasiskan bukti tentang bagaimana kebijakan publik dapat meringankan rintangan persaingan ekspor yang dihadapi oleh eksportir kopi dari Indonesia.

Kopi merupakan salah satu komoditas yang paling laku dijual di dunia, dan Indonesia merupakan pemain utama dalam pasar global. Indonesia memegang sekitar 7 persen dari total produksi kopi global, dan sekitar 6 persen ekspor global. Dalam beberapa dekade terakhir, kopi produksi dari Indonesia telah berkembang dua kali lipat dari produksi global, didukung oleh pertumbuhan dalam negeri dan peningkatan permintaan luar negeri. Terlepas dari fakta ini, para pemangkukepentingan dalam rantai nilai kopi di Indonesia menghadapi beberapa halangan untuk memperluas nilai. Terutama dikarenakan produktivitas kebun yang stagnan dan melemah; kecenderungan produksi pada kopi Robusta; dan kurang cermat dalam struktur rantai persediaan, terutama dikarenakan keadaan geografis.

Dalam ketiadaan kapasitas untuk berekspansi, pertumbuhan permintaan kopi secara global melampaui pertumbuhan persediaan dimasa mendatang. Bertentangan dengan keadaan ini, Indonesia memiliki kesempatan yang signifikan untuk memperluas jejak langkahnya dalam pasar global kopi, terutama jika Indonesia berhasil melewati tantangan yang selama ini mencegah keberhasilan para eksportir kopi. Rekomendasi kunci untuk mengatasi tantangan yang dihadapi sektor kopi, termasuk mempromosikan Good Agricultural Practices (GAP) – praktik bercocoktanam yang baik, memfasilitasi sertifikasi kopi yang semakin meluas, dan tetap melanjutkan komitmen pembangunan pelabuhan dan jalan yang lebih baik.